Bojonegoro (Humas) – Maraknya pemberitaan terkait banyak jamaah haji yang gagal berangkat karena tidak mampu melakukan pelunasan, melatarbelakangi Kankemenag Bojonegoro bekerjasama dengan Bank BSI melakukan sapa jamaah haji waiting list 1449 H/ 2028 M terkait metode pelunasan haji berbasis emas, Kamis (25/01/2024).
Bertempat di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bojonegoro kegiatan di buka langsung oleh Plt Kasubag TU Moh. Zainal Arifin didampingi oleh Kasi Penyelengara Haji dan Umroh (PHU) Abdul Hafith, serta Pimipan Bank BSI Panlima Sudirman Bojonegoro Riyanto.
Moh. Zainal Arifin pada sambutannya berkisah kepada 100 jamaah haji yang masuk kedalam waiting list 1449 H / 2028 M tentang dua orang dengan kondisi berbeda dalam menyikapi pelunasan haji.
“Orang pertama seorang pedagang sayur melunasi haji dengan menabung 10 ribu sehari, sedangkan yang kedua pengusaha sukses yang akan melunasi setelah tanggal pelunasan diumumkan kemenag,” ujarnya.
Banyaknya kasus jamaah haji yang mengundurkan diri lanjut Zainal, salah satunya karena masalah finansial untuk melunasi diwaktu yang ditentukan.
“Oleh karenanya Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bojonegoro bersinergi dengan Bank BSI memberikan solusi untuk mempersiapkan pelunasan di 5 tahun yang akan datang,” ungkapnya.
Selanjutnya Pimpinan Bank Syari’ah Indonesia (BSI) cabang Bojonegoro Riyanto, memaparkan bahwa program yang ditawarkan adalah menabung dalam bentuk emas.
“Bank Syariah Indonesia membantu calon jamaah mempersiapkan haji dan umrah dengan produk Cicil Emas. Melalui Produk Cicil Emas ini, calon jamaah dapat memiliki emas dengan angsuran tetap dan ringan serta tersimpan aman di BSI. Emas dapat digunakan calon jamaah untuk membayarkan pelunasan haji dengan harga emas pada saat itu,”paparnya.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas baru saja mengumumkan Biaya Penyelenggaran Ibadah Haji (BPIH) tahun 1445 H/2024 M sebesar Rp 105 Juta. Dari tersebut, dibagi menjadi dua komponen, yaitu komponen yang dibebankan langsung ke jamaah haji dan komponen yang dibebankan kepada dana nilai manfaat (optimalisasi).
Detail pembagian biaya tersebut akan digunakan untuk membiayai beberapa komponen, seperti biaya penerbangan, akomodasi, konsumsi, transportasi hingga pelayanan di embarkasi, debarkasi, imigrasi dan layanan di Armuzna (Arafah-Muzdalifah-Mina). Tak hanya itu, uang tersebut juga akan digunakan untuk premi asuransi, pelindungan, dokumen perjalanan, living cost, dan pembinaan jemaah haji.
Komponen biaya penerbangan haji telah disusun per embarkasi dengan tetap memperhatikan jarak dari daerah keberangkatan embarkasi ke Arab Saudi.[an]