Kabupaten Bojonegoro(Inmas), Balai Diklat Keagamaan Surabaya mengadakan pelatihan moderasi beragama dan nasionalisme bagi Aparat Sipil Negara, di aula Kankemenag, Senin s/d Sabtu 22- 27 Pebruari 202, kegiatan dibuka secara resmi oleh Drs suhaji, M.Si selaku Kepala Kankemenag Kabupaten Bojonegoro, dengan ditandai penyematan tanda peserta oleh Kepala Kankemenag Kabupaten Bojonegoro didampingi oleh Kepala sub Bagian Tata Usaha dan Nara sumber pelatihan diantaranya Kepala Kankemenag Bojonegoro, Drs suhhaji, M.Si, Kepala Sub bagian Tata Usaha Kankemenag Bojonegoro, Muhammad Muhlisin Mufa, M.Pd.I, Kepala Sub Bagian Tata Usaha BDK Surabaya Dr Muslimin, MM. Widyaiswara ahli muda, Bambang sugeng Santoso, S.P, M.Si dan Dr Soleh Suaedy, MM ahli madya Balai Diklat Keagamaan Surabaya.
Panitia dari Balai Diklat Keagamaan Surabaya diantaranya Dra Umi Kasiyani Arsiparis Madya , Anton Sasono SE, MAB, Perencana Muda,Moch Ali Lutfi, S.Pd.I pengelola BMN Sub Bagian Tata Usaha.
Umi Kasiyani selalu ketua panitia pelaksana menyampaikan bahwa ,Peserta pelatihan sejumlah 30 Orang terdiri dari Kepala Satker, wakil Kepala Satker dan Kepala Tata Usaha tujuan diadakannya pelatihan dalam rangka untuk meningkatkan pengetahuan keahlian dan keterampilan ASN untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsinya serta
diharapkan juga mampu memahami, menjiwai dan mempraktekkan moderasi beragama dan nasionalisme agar ASN terhindar dari perilaku ekstrim atau berlebihan saat mengimplementasikan dalam kehidupan pribadi maupun dalam penyelenggaraan tugas tugas kepemerintahan serta mencintai bangsa dan negara atas kesadaran warga negara dengan menyatukan persatuan yang bersumber dari faham, rasa dan semangat kebangsaan, jelasnya.
Kepala Kankemenag Bojonegoro, Suhaji dalam sambutannya bahwa sebagai ASN wajib menyampaikan moral agama dengan jalan wasathiyah, anak harus dibekali dengan penguatan karakter, kompetensi dibidang relegius dan kebangsaan, Kompetensi literasi dan Kompetensi kecerdasan,Tuturnya.
Ia menambahkan Nilai kebangsaan bahwa Indonesia adalah perjuangan para pendahulu, membawa agama dengan moderat, memahami perbedaan agama, karena perbedaan adalah merupakan suatu hasanah dan rahmad, pungkasnya.(MAZ