Hadiri Halal Bihalal Keluarga Besar Kementerian Agama Kecamatan Kepohbaru, Kakankemenag Paparkan Filosofi Ketupat.

23
Apr

Bojonegoro (Kemenag) – Menjadi salah satu tradisi di Indonesia, halal bihalal merupakan hal wajib setelah hari raya untuk menjalin silaturahim antar sesama. Senin (22/04/2024), Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bojonegoro mendapatkan undangan dari keluarga besar Kemenag dari Kecamatan Kepohbaru.

Turut ikut mendampingi dalam kegiatan tersebut Pelaksana tugas (Plt) Kepala Sub Bagian Tata Usaha Moh. Zainal Arifin serta Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Moh. Sholihul Hadi.

Kegiatan yang digagas oleh segenap pegawai Kantor Urusan Agama, Guru Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 3 serta kelompok kerjanya, serta Kelompok Kerja Madrasah RA/MI se Kecamatan Kepohbaru tersebut mengusung tema “Mewujudkan Kementerian Agama Kabupaten Bojonegoro Yang Moderat Terlaksananya Pelayanan Prima Untuk Kesejahteraan Masyarakat.”

Mengawali rangkaian sambutan, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Moh. Sholihul Hadi mengucapkan permohonan maaf atas nama Kementerian Agama Kabupaten Bojonegoro.

“Setelah melewati tiga bulan penuh keberkahan yakni bulan Rojab, Sa’ban, dan Ramadhan kini saatnya kita saling memaafkan. Saya atas nama Kementerian Agama mohon maaf apabila adanya kekurangan dalam hal pelayanan, semoga kedepannya dapat meningkatkan yang lebih prima,” ucapnya.

Sementara itu Plt Kepala Sub Bagian Tata Usaha Moh. Zainal Arifin juga ikut memaparkan terkait Program Kementerian Agama Kabupaten Bojonegoro kedepannya.

“Kami sudah mengusulkan sebanyak 380 fomasi untuk PNS serta 280 formasi untuk PPPK, dimana untuk GTT dan PTT bisa mengikuti seleksi PPPK, serta guru Madrasah swasta bisa mengikuti seleksi PNS,” ungkapnya.

Masih ditempat yang sama, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bojonegoro mendapat kesempatan untuk mengisi tausiah. Dimana dalam tausiah tersebut beliau menyampaikan terkait filosofi beberapa makanan tradisional simbol silaturahmi.

“Orang jawa memfilsafatkan pesan lewat makanan, dalam bahasa jawa Kupat (read : Ketupat) kalua ada kesalahan mohon lepat (read : maaf), kalau sudah memaafkan, kesalahan di simpen sing rapet (read : di simpan yang rapat) itu makna dari Lepet, agar keburukan tersebut hilang ( read : Makna dalam Bahasa jawa olone mben kosong Lontong),” paparnya.

Perlu diketahui bersama bahwa ketiga makanan tersebut yakni Ketupat, Lepet, dan Lontong bagi orang Jawa, Kabupaten Bojonegoro khususnya selalu dihadirkan seminggu setelah perayaan hari raya.